Kehidupan orang Kristen adalah kehidupan yang melawan arus dunia, mendayung melawan terpaan angin sakal. Kalau kita ingin angin buritan, tidak perlu bersusah-payah, asal berhenti mendayung, langsung ada angin yang menghantar kita kembali ke tempat asal. Terhanyut tidak perlu tenaga. Kalau kita ingin berdiri teguh, akan merasakan sulit. Asal kita mau sedikit kompromi, sedikit kendor, sedikit santai, sedikit mundur, angin akan menghantar kita kembali, tidak perlu mengeluarkan tenaga. Mengasihi dunia tidak perlu mengeluarkan tenaga.
Murid-murid sepanjang malam mendayung; mereka terus mendayung sampai jam tiga malam. Kalau mereka kembali, mereka merasa malu; bukankah lebih baik kembali ke Kapernaum menunggu sebentar, dan istirahat sebentar? Tetapi mereka tidak berbuat demikian. Jam tiga adalah saatnya malam paling gelap, akhir dari malam hari, juga saatnya kita harus bertahan dari pencobaan dan ujian. Pada titik ini, bahaya yang paling besar, pencobaan yang paling besar, adalah sedikit dingin, sedikit kompromi, sepertinya sedikit mengantuk. Sekarang kita memang terlalu letih. Pada mulanya, karena dorongan kasih, masih ada sedikit kekuatan bertahan; sekarang, sepertinya sudah terlalu lama, terlalu sulit, lalu menjadi tawar.
Banyak orang beriman, beberapa tahun yang lalu penuh semangat, gigih berjuang dalam medan perang, sekarang telah tawar, telah mundur. Karena angin sakal terlalu keras. Sedikit tawar lebih sulit dikalahkan daripada pencobaan apa pun. Kita masih bisa mengalahkan dosa, tetapi dalam perjalanan yang melawan angin sakal sedemikian, karena merasa terlalu letih, lalu condong menjadi tawar hati. Sekarang saatnya kita memilih, saatnya kita setia. Semoga kita menempuh jalan yang ditentukan Tuhan.
Pertanyaan Untuk Direnungkan:
- Bagaimana caranya supaya kita tidak menjadi lemah dalam menghadapi tantangan dunia ini? (Ibr. 12 : 2 – 3)
- Bagaimanakah keadaan Anda hari-hari ini dalam menghadapi tantangan dunia ini?
BACAAN ALKITAB SETAHUN: Yeremia pasal 28 – 30
“Kehidupan orang Kristen adalah kehidupan yang melawan arus dunia, mendayung melawan terpaan angin sakal.“