Dalam Kejadian 37, Yakub dapat dipastikan telah berusia cukup lanjut. Ditinjau dari sudut waktu dan geografis, Yakub telah menempuh perjalanan yang panjang dan akhirnya tiba di Hebron, tempat Abraham dan Ishak tinggal sebagai orang asing. Di sanalah ia dan Esau menguburkan Ishak, ayah mereka, yang telah meninggal (Kej. 35 : 27 – 28). Yakub telah mengalami banyak perkara. Ia telah dibereskan Allah sampai tingkat sedemikian rupa sehingga ia nyaris kehilangan semua yang dia inginkan.
Yakub tinggal di Hebron, di rumah ayahnya; Yakub seolah-olah “pensiun” di Hebron, menikmati hidup yang teduh di Hebron. Akan tetapi, kehidupan rohani tidak mengenal kata “pensiun”. Oleh karena itu, Allah segera turun tangan kembali untuk “mengobrak-abrik” apa yang kelihatannya sebagai masa pensiun Yakub itu.
Seringkali kita merasa letih dalam mengikut Tuhan, menganggap apa yang telah kita alami selama ini sudah cukup. Terhadap kehendak Tuhan, mungkin sepertinya kita tidak tertarik lagi, tidak ingin melakukannya lagi, ingin istirahat. Banyak orang meminta izin untuk tidak lagi memberitakan Injil, berhenti untuk melayani. Kita harus tersadar, kita sudah “beristirahat” terlalu lama. Kita tidak bisa tidur lagi, sekarang waktunya bangun. Dalam pekerjaan rohani, tidak ada seorangpun boleh pensiun karean usia atau apapun. Tuhan Yesus berkata, “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga” (Yoh. 5 : 17). Kita tidak boleh membiarkan apapun juga membuat kita kendor di dalam Tuhan.
Untuk Direnungkan:
- Apa yang harus kita perhatikan dalam kehidupan rohani kita? (Rm. 12 : 11)
- Bagaimanakah keadaan rohani Anda hari-hari ini?
BACAAN ALKITAB SETAHUN: Ayub pasal 35 – 38
“Dalam pekerjaan rohani, tidak ada seorangpun boleh pensiun karean usia atau apapun.”