Dahulu, ada seorang perempuan setengah baya datang mendengarkan Injil. Semula, karena rumah tangganya tidak harmonis, ia merasa sangat menderita, setiap hari ia menghabiskan waktunya di tempat-tempat judi dan mengisap ganja, menempuh kehidupan yang buruk, bahkan pernah ingin bunuh diri. Tetapi pada hari itu, Roh Tuhan menggerakkan dia, dan ia bertobat, menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya. Sejak ia beroleh selamat, ia tidak lagi ingin mengisap ganja maupun berjudi. Sebelum ia percaya Tuhan, jika orang menyuruhnya berhenti mengisap ganja atau berjudi, itu seperti hendak mengambil nyawanya; ia membius dirinya dalam ganja dan judi, agar dapat melupakan diri sendiri, melupakan penderitaannya. Tetapi sejak ia percaya Tuhan, ia sering berkata kepada orang bahwa di dalam hatinya ada sukacita yang tak terkatakan. Penyakitnya sembuh, tubuhnya pun kini sehat. Seluruh hidupnya yang lama, yang buruk itu, telah diakhiri.
Dalam mengikuti Tuhan, bukan hanya tabiat kita yang buruk yang harus diakhiri, tetapi juga apa adanya daging kita. Ekspresi daging ada yang buruk, ada pula yang baik. Entah baik atau buruk, asal itu berasal dari daging, harus diakhiri. Aspek pertama dari penobatan Tuhan adalah supaya daging-Nya dikesampingkan. Prinsip ini berlaku bagi kita semua dalam pelayanan kita kepada Allah. Jika kita ingin berbagian dalam suatu pelayanan kepada Allah, diri kita perlu dikesampingkan - diakhiri dan dikubur.
Sebagai manusia yang diciptakan Allah dan telah jatuh, daging kita perlu diakhiri. Manusia yang telah jatuh itu benar-benar perlu dihakimi, diakhiri, dan dikuburkan. Kita juga telah melihat bahwa manusia yang diciptakan Allah pun harus dikesampingkan untuk menempuh suatu kehidupan yang mengekspresikan Allah (Yoh. 5:19, 30). Karena itu, entah manusia alamiah kita itu baik atau buruk, kita harus menolak dan menyangkalnya.
Pertanyaan Untuk Direnungkan:
- Apa yg harus kita tahu sekarang sebagai orang percaya? (Rm. 6 : 6)
- Kebenaran apa yang Anda dapat melalui ayat-ayat ini?
BACAAN ALKITAB SETAHUN: Ulangan pasal 16 – 18
“Jika kita ingin berbagian dalam suatu pelayanan kepada Allah, diri kita perlu dikesampingkan - diakhiri dan dikubur.”